Skip to main content

MASALAH PERKEMBANGAN IPTEK DI INDONESIA

Hasil gambar untuk pusing mikirin komputer
Perkembangan Teknologi di dunia semakin pesat baik di negara maju bahkan di negara berkembang, termasuk di Indonesia. Dalam memasuki era globalisasi sekarang ini, lembaga pendidikan negara mempunyai tanggung jawab mempersiapkan dan menghasilkan sumber daya manusia yang mampu menghadapi semua tantangan perubahan semua aspek kehidupan manusia yang semakin modern ini yang berjalan sangan cepat. Maka dari itu pelaksanaan belajar mengajar di lembaga pendidikan dituntut untuk menggunakan berbagai macam strategi pembelajaran untuk meningkatkan kualitas belajar siswa.
            Penggunaan teknologi bisa meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para pelajar, bahkan sikapnya terhadap lingkungan belajar. Perkembangan teknologi adalah sesuatu yang tidak bisa kita hindari dalam kehidupan ini, karena kemajuan teknologi akan berjalan sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan. Kemajuan teknologi yang sangat berpengaruh bagi mahasiswa adalah Teknologi Informasi dan Komunikasi atau di kenal dengan TIK.
Perkembangan perangkat teknologi informasi dan komunikasi yang sangat pesat ini telah membawa mahasiswa ke globalisasi informasi. Penguasaan terhadap perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang serba canggih merupakan suatu perkara penting untuk dikuasai oleh mahasiswa, karena dapat menjadi dasar untuk menguasai ilmu pengetahuan lainnya di era globalisasi. Apalagi persaingan antar negara di dunia kini semakin ketat, khususnya di wilayah asia tenggara. Kemudian untuk bekerjasama antar negara, negara negara yang berada di asia tenggara atau ASEAN kini telah membuat sistem ekonomi baru yaitu MEA atau Masyarakat Akonomi Asean, di mana para pekerja dari seluruh wilayah asia tenggara bebas bekerja di negara tetangga atau di wilayah asia tenggara. Dengan adanya MEA tersebut indonesia harus lebih meningkatkan mutu sumber daya manusianya.
Masalahnya!!!”Masih banyak siswa dan guru indonesia yang gagap teknologi”
Jakarta, CNN Indonesia -- Konsultan Education Sector Analytical and Capacity Development Partnership (ACDP) Totok Amin Soefijanto mengatakan,” pemerintah perlu menyelaraskan teknologi dalam dunia pendidikan agar generasi muda dapat bersaing saat memasuki era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)”
Penggunaan teknologi di sekolah dipandang perlu sebagai salah satu keterampilan abad 21. Totok berpendapat kunci kemajuan Indonesia ke depannya sangat bergantung pada sekolah. Karenanya, pengembangan kapasitas di bidang penggunaan teknologi dan internet harus ditingkatkan.
"Masalahnya, saat ini masih banyak sekolah yang belum bisa memanfaatkan teknologi karena terhambat berbagai masalah, sepeti kurangnya pelatihan bagi guru, tidak ada listrik yang memadai, serta tidak ada dukungan pemeliharaan alat," kata Totok saat diskusi di Kemendikbud, Senayan, Jakarta Selatan, Rabu (24/6).
Totok mengatakan pemanfaatan teknologi komputer dan internet sudah dapat dilakukan dengan baik oleh siswa di berbagai daerah terpencil seperti di Kerong dan Merauke.
Sayangnya, belum semua guru dapat memanfaatkan komputer dan internet dengan maksimal. "Akibatnya, di beberapa tempat banyak pula siswa yang tidak bisa memanfaatkan teknologi lantaran gurunya juga tidak bisa," katanya. 
Di sisi lain banyak sekali orang yang sudah menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi tapi tidak di manfaatkan dengan maksimal, bahkan ada pula yang menyalahgunakan teknologi sebagai kriminalitas dan tindak kejahatan lainya.
Masalah-masalah Pengembangan Iptek
Pengalaman negara-negara maju dan negara baru maju menunjukkan bahwa kekuatan ekonomi berakar pada kemampuan teknologi dan inovasi yang dimiliki. Kemampuan teknologi yang tinggi telah memberikan kekuatan untuk bersaing dan peluang dalam kancah perdagangan internasional yang kompetitif. Sulit untuk dibantah bahwa kemampuan teknologi yang dimiliki oleh suatu bangsa akan sangat menentukan daya saing, sehingga semua negara di dunia berusaha untuk mengejar ketertinggalannya dalam penguasaan Iptek. Keberhasilan negara-negara baru maju di Asia Timur tidak dapat diulang dengan mudah di negara berkembang tapi perlu diciptakan kondisi tertentu dan berupaya mengatasi masalah-maslah dalam pengembangan IPTEK seperti akan diuraikan di bawah ini:

1.      Keterbatasan Sumber Daya Iptek
Masih terbatasnya sumber daya iptek tercermin dari rendahnya kualitas SDM dan kesenjangan pendidikan di bidang iptek. Rasio tenaga peneliti Indonesia pada tahun 2001 adalah 4,7 peneliti per 10.000 penduduk, jauh lebih kecil dibandingkan Jepang sebesar 70,7. Selain itu rasio anggaran iptek terhadap PDB sejak tahun 2000 mengalami penurunan, dari 0,052 persen menjadi 0,039 persen pada tahun 2002. Rasio tersebut jauh lebih kecil dibandingkan rasio serupa di ASEAN. Sementa. Kecilnya anggaran iptek berakibat pada terbatasnya fasilitas riset, kurangnya biaya untuk operasi dan pemeliharaan.
2.      Belum Berkembangnya Budaya Iptek
Budaya bangsa secara umum masih belum mencerminkan nilai-nilai iptek yang mempunyai penalaran obyektif, rasional, maju, unggul dan mandiri. Pola pikir masyarakat belum berkembang ke arah yang lebih suka mencipta daripada sekedar memakai, lebih suka membuat daripada sekedar membeli, serta lebih suka belajar dan berkreasi daripada sekedar menggunakan teknologi yang ada.
3.      Belum Optimalnya Mekanisme Intermediasi Iptek
Belum optimalnya mekanisme intermediasi iptek yang menjembatani interaksi antarakapasitas penyedia iptek dengan kebutuhan pengguna. Masalah ini dapat terlihat dari belum tertatanya infrastruktur iptek, seperti institusi yang mengolah dan menterjemahkan hasil pengembangan iptek menjadi preskripsi teknologi yang siap pakai untuk difungsikan dalam sistem produksi.
4.      Lemahnya Sinergi Kebijakan Iptek
Lemahnya sinergi kebijakan iptek, menyebabkan kegiatan iptek belum sanggupmemberikan hasil yang signifikan. Kebijakan bidang pendidikan, industri, dan iptek belumterintegrasi sehingga mengakibatkan kapasitas yang tidak termanfaatkan pada sisi 15 penyedia, tidak berjalannya sistem transaksi, dan belum tumbuhnya permintaan dari sistem pengguna yaitu industri. Disamping itu kebijakan fiskal juga dirasakan belum kondusif bagi pengembangan kemampuan iptek.
5.      Belum Terkaitnya Kegiatan Riset dengan Kebutuhan Nyata
Kegiatan penelitian yang tidak didorong oleh kebutuhan penelitian yang jelas dan eksplisit,menyebabkan lembaga-lembaga litbang tidak memiliki kewibawaan sebagai sebuah instansi yang memberi pijakan saintifik bagi kebijakan yang akan diambil oleh pemerintah. Salah satu dampak langsung dengan adanya kegiatan riset yang tidak didasari oleh kebutuhan yang jelas adalah terjadinya inefisiensi yang luar biasa akibat duplikasi penelitian atau plagiarisme.
Dampak lainnya adalah merapuhnya budaya penelitian sebagai pondasi kelembagaanristek, seperti yang terjadi pada sektor pendidikan. Pendidikan di Indonesia dapat dikatakan telah gagal membudayakan rasa ingin tahu, budaya belajar dan apresiasi yang tinggi pada pencapaian ilmiah.
6.      Belum Maksimalnya Kelembagaan Litbang
Kelembagaan litbang yang belum dapat berfungsi secara maksimal, disebabkan karenamanajemen yang lemah. Seorang peneliti yang hebat belum tentu memiliki ketrampilan dan sikap manajerial yang dibutuhkan untuk memimpin sebuah lembaga litbang. Selain itu perkembangan manajemen penelitian dan pengembangan di Indonesia jauh tertinggal. Dari ratusan peneliti tangguh di tanah air, hanya sebagian kecil yang memiliki kemampuan memimpin lembaga litbang sebagai sebuah entitas manajemen. Kursus-kursus manajemen (proyek) penelitian dan pengembangan amat jarang dilakukan,dan kalaupun ada, ditawarkan oleh pihak asing dengan biaya kursus yang mahal.
7.      Masih Rendahnya Aktifitas Riset di Perguruan Tinggi
Perguruan tinggi yang diharapkan menjadi sebuah pusat keunggulan (centre of excellence) juga belum berhasil mengarusutamakan penelitian dan pengembangan dalam Tri Dharma Perguruan Tingginya. Hal ini berakibat pada:
1)      Terjadi brain draining tenaga peneliti ke kegiatan-kegiatan non-penelitian
2)      Pengusangan bahan-bahan belajar
3)      Penurunan relevansi pendidikan dan layanan masyarakat
4)      Pendidikan pascasarjana, terutama tingkat Doktor (S-3) tidak berkembang
5)      Kekayaan intelektual PT tidak berkembang, dan
6)      Kelas kreatif dan kewirausahaan (enterpreneurships) tidak berkembang.

Belum ada satupun univesitas yang layak disebut sebagai  Universitas Riset yang sanggup menghasilkan pertahun 50 doktor dengan karya ilmiah berreputasi internasional. Banyak perguruan tinggi menomorsatukan pendidikan sarjana strata 1 dengan berbagai macammodel rekrutmen, untuk menarik dana masyarakat. Pendidikan pasca sarjana, terutamapendidikan doktor, sebagai pendidikan berbasis riset belum dianggap sebagai motorpenggalian dana yang berarti. Kerjasama penelitian pascasarjana dengan industri juga masih amat langka.16
Komunikasi ilmiah antar peneliti dan profesional dalam PT yang sama juga rendah, sehingga kohesivitas peneliti di PT juga rendah. Penggunaan sumber daya bersama (resource sharing) antar laboratorium PT juga rendah, akibatnya justru utilisasi peralatan laboratorium tersebut juga rendah.
Perguruan-perguruan tinggi perlu menetapkan sebuah Program Utama Riset Universitasyang dirumuskan bersama-sama dengan para stakeholders penelitian dan secara sengajamengalokasikan anggaran penelitian sebagai matching grants yang memancing dana kemitraan dari pemerintah dan industri. Sehingga volume block grants yang diberikan oleh Pemerintah untuk kegiatan penelitian harus dikaitklan dengan alokasi anggaran penelitia Perguruan Tinggi (PT) yang bersangkutan.
            Nah mengetahui permasalahan permasalahan di atas, pemerintah mulai mengatasi problematika IPTEK yang saat ini sedang melanda masyarakat indonesia, di antaranya yakni:

1)      Meningkatkan kemampuan, ilmu pengetahuan dan teknologi untuk menjawab berbagai isu pelayanan, seperti keselamatan, keamanan, kehandalan dan kenyamanan, serta terjangkau masyarakat luas;

2)      Meningkatkan kemampuan Iptek strategis dalam rangka pengembangan system transportasi nasional yang handal, efektif dan efisien yang sesuai kondisi fisik wilayah serta sosial-ekonomi-budayanya;

3)      Meningkatkan penguasaan dan kemampuan teknologi industri dalam negeri untuk mendukung sistem transportasi nasional guna mendukung kelancaran system operasional dan kemampuan untuk merawat serta ramah lingkungan dan hemat energi;

4)      Peningkatan kapasitas teknologi pada sistem produksi di dunia usaha dan industry serta peningkatan sinergi antar berbagai komponen sistem inovasi;

5)      Meningkatkan kemampuan manufakturing teknologi tinggi yang berdaya saing internasional untuk mendukung pembangunan sarana dan prasarana transportasi;

6)      Meningkatkan produktivitas, kualitas dan efisiensi produksi pertanian on-farm (intensifikasi) dengan penerapan bio-teknologi, precision farming, biocyclofarming,dan teknologi iradiasi secara berkelanjutan dan tetap menjaga kelestarian fungsi lingkungan;

7)      Memperpanjang rantai produksi pengolahan hasil pertanian (off-farm) yang efisienuntuk meningkatkan nilai ekonomi dan nilai tambah produk pangan pada masingmasingrantai produksi;

8)      Meningkatkan keragaman bahan baku pangan (diversifikasi) termasuk kemungkinan dengan memanfaatkan sumberdaya hutan non-kayu.

9)      Mengembangkan dan memperluas infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi untuk mempermudah akses ke jaringan internet yang terjangkau;

10)  Meningkatkan pemanfatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkankinerja perekonomian negara dan kualitas hidup masyarakat;

11)  Mengelola Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) bidang teknologi informasi dankomunikasi untuk meningkatkan kemampuan berinovasi, menegakan perlindungan hukum dan meningkatkan nilai komersial produk dalam negeri

12)  Memenuhi kebutuhan alutsista mulai dari perangkat keras maupun perangkat lunak, sesuai dengan kondisi kewilayahan dan demografi negara kepulauan Indonesia, sesuai dengan kemajuan perkembangan iptek, mempunyai efek penangkal yang tinggi, yang ditujukan untuk memberikan kapabilitas optimal bagi komponenpertahanan negara dalam menjalankan tugasnya.

13)  Meningkatkan penguasaan kapabilitas iptek pertahanan dikalangan industri nasionalmelalui regulasi penanganan alokasi pendanaan yang kondusif.

14)  Meningkatkan pemahaman dan penguasaan iptek untuk aplikasi pertahanan Negara kepulauan dikalangan universitas dan lembaga iptek nasional melalui penyusunan road-map teknologi pertahanan yang bersifat kuantitatif sesuai dengan kaidah pertahanan

15)  Mengikuti pemenuhan standardisasi ranahan (sarana pertahanan) pangsa pasar dunia yang kompetitif;

16)  Mencapai keunggulan bangsa di bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan rekayasa khususnya pada bidang teknologi pertahanan berbasiskan pada kemandirian dan kondisi demografi negara nusantara, negara kepulauan dan negara kelautan melalui penyusunan suatu rancangan strategis.


Comments

  1. Oakley Titanium Glass | Sterling's Iron Glass
    Sterling's iron glass is a titanium exhaust glass-and-gold titanium fitness stainless ecm titanium steel glass vessel that is suitable for use by titanium max trimmer all skill levels in the fallout 76 black titanium gaming

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Membuat nomor halaman (Page Number) dengan Microsoft Office Word.

      Pernahkah suatu hari menerima tugas dari guru atau dosen untuk membuat makalah atau laporan penelitian, seringkali agak sulit memberi halaman.  Saya pernah membuat laporan kerja untuk di sidangkan, nah membuat 1 laporan saya buat 3 file docx, 1. Cover 2. Daftar isi-kata pengantar yang ke 3. Isi laporan.  Hal tersebut tidak efektif untuk tugas, misal di suruh kirim lewat E-mail kita harus mengirim 3 file tersebut atau di compress menjadi .rar atau .zip , memakan waktu cukup lama.  Nah mengatasi masalah tersebut, saya akan menunjukan cara memberi nomor halaman (page number) untuk masing masing bagian saperti daftar isi yang harus menggunakan nomor [ i, ii, iii, iv] dan untuk BAB I dan seterusnya menggunakan nomor biasa, simak langakh berikut.

Internet Download Menager Full Version

Internet download manager adalah program/software downloader paling populer saat ini. Mengingat program tersebut sangat berguna untuk para pecinta download dengan file ukuran besar karena akan lebih cepat selesai. Tapi karena software ini berbayar banyak yang membuat crack untuk program ini, sangat di sayangkan padahal satau saya craking bisa berakibat buruk pada sistem komputer.